gangguk. Dan mulailah si pelukis bercerita suatu cerita yang tidak pernah usang. Suatu cerita yang tiap hari, entah di mana di muka bumi ini, selalu diceritakan orang, yaitu cerita tentang "Salib Golgota". Sebelumnya gadis itu belum pernah mendengar tentang kisah itu. Didengarnya dengan sepenuh perhatiannya sampai hampir-hampir ia tidak bernafas, sementara matanya berkaca-kaca.
Lukisan penari Spanyol itu  akhirnya  selesai. Dan inilah hari terakhir ia mengunjungi studio. Dengan hati yang pilu ia mengucapkan selamat tinggal kepada lukisan yang mulai dikasihinya itu. Hampir-hampir tidak diperhatikannya lagi waktu si pelukis memasukkan segulung uang ke dalam tangannya, tetapi sambil memandang dia dengan mata sayu dan bibir gemetar ia berkata ,"Selamat tinggal,tuan. Tuan tentu mengasihi Dia. Tuan tentu mengasihi Dia lebih dari apapun di dunia ini, karena apa yang telah Ia lakukan untuk tuan." Stenburg memandangi anak itu dengan terkejut. Ia merasa malu dan gelisah sebab perkataan gadis itu telah merobek kedok kemunafikannya. Tiba-tiba ia menyadari bahwa dirinya tidak lebih dari seseorang yang berpura-pura saja.
Hari lewat hari, waktu berjalan terus.Tetapi bagaimanapun ia menyibukkan diri, ia tidak dapat melupakan peristiwa itu. Kata-kata gadis itu terus menerus menggema dalam alam pendengarannya. "Tuan tentu mengasihi Dia lebih dari apapun di dunia ini, karena apa yang telah Ia lakukan untuk tuan". Ia merasa sedikit terhibur pada waktu lukisan altar itu selesai dan dibawa pergi. Tetapi lama kemudian hatinya gelisah kembali. Semua kesenangan rupanya telah hilang dari hidupnya. Ia memerlukan sesuatu tetapi apakah itu? Pada suatu hari didesas-desuskan bahwa ada suatu kebaktian istimewa yang diadakan di suatu gereja kecil di pinggir kota. Stenburg berpikir barangkali disitu ia bisa mendapatkan sedikit kedamaian, maka dengan diam-diam dicarinya tempat itu. Dan di sanalah ia memberikan hatinya kepada Tuhan Yesus. Segera saja damai Allah memenuhi hatinya. Seperti yang belum pernah ia impikan sebelumnya. Segala kecemasan dan kegelisahan hilang dan sesuatu telah masuk ke dalam hatinya. Apakah itu? Kasih . Sekarang ia baru mengerti apa artinya mengasihi Yesus. Pikirannya mulai aktif lagi. Ia berpikir kasih harus ada wujudnya. Tetapi apa yang akan ia lakukan, ia sama sekali tidak fasih berbicara. Ia berdoa, meminta Tuhan menunjukkan apa yang harus dilakukannya.  Pada suatu hari sebuah rencana melintas dipikirannya: "Aku tidak dapat menunjukkan kasih Allah melalui perkataan, tetapi dengan pertolongan-Nya aku dapat melukis-Nya" Wajah Kristus di atas salib yang ia lukis untuk gereja St.Jerome penuh dengan penderitaan, tetapi wajah yang akan ia lukis sekarang haruslah penuh kasih. Ilham,kerinduan dan kasih berkobar bersama-sama dalam dirinya, membakar keahlian yang memang sudah dimilikinya itu dan menjadikannya seratus kali lebih hebat. Lukisan itu hanya menggambarkan kepala dan bahu Yesus dengan mahkota duri diatas dahiNya, kelihatan sangat indah, agung dan hidup. Tetapi yang memukau setiap orang yang memandangnya ialah mata-Nya. Penuh kasih dan belas kasihan. Kelihatannya kalau hanya tangan manusia semata-mata , tidak seorang pun akan mampu menghasilkan karya yang begitu luar biasa.
Stenburg tidak mau menjual lukisan itu, tetapi disumbangkannya kepada pemerintah kota Dusseldorf yang menggantungnya disebuah balai lukis seni. Dibawahnya terdapat tulisan: "Ini semua Kulakukan untukmu. Apa yang kaulakukan untukKu?" Beribu-ribu orang telah meneteskan air mata. Seringkali Stenburg diam-diam datang ke balai itu, dan dari sudut yang jauh memandangi orang-orang yang berdiri di depan lukisan itu. Sementara ia berdoa agar Tuhan berbicara kepada mereka melalui lukisan itu.
Pada suatu hari sementara ia ada di situ, seorang gadis muda memasuki balai seni lukis tersebut. Ia langsung menempatkan diri di depan lukisan itu, dan  si pelukis dapat melihat dari kejauhan bahwa ia menangis. Gadis itu berdiri begitu lama, sehingga ia menghampirinya untuk berbicara dengannya. Setelah gadis itu menoleh, barulah si pelukis mengenali bahwa ia adalah gadis gypsi yang telah berpose untuknya. "Saya sering datang kemari untuk melihat Dia", gadis itu menjelaskan dengan bibir yang gemetar. "Oh,kalau saja Ia juga mencintai saya, sedangkan saya hanya seo

Edisi 8 - Februari 2000 - Dimanakah Engkau Belahan Jiwaku?
Edisi 9 - Maret 2000 - Pemulihan Melalui Pengampunan

Anak Sekolah Minggu GKI Bekasi Timur Guru Sekolah Minggu GKI Bekasi Timur
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia   Gloria Cyber Ministries 

 

webmaster: fanky
dayaciptamandiri@yahoo.com