Takut(1)

Kekuatan yang paling merusak kedamaian dan keutuhan internal di dalam diri kita adalah ketakutan. Di dalam Alkitab, konon, ada 365 kali ucapan "Jangan takut!". Setiap hari dalam setahun, Tuhan berpesan agar kita tidak takut.

Tentu saja ada ketakutan yang positif. Misalnya, takut melanggar hukum atau takut sakit.Akan tetapi, tidak dapat disangkal, ketakutan yang berlebih-lebihan, apalagi ketakutan yang tidak pada tempatnya (=phobia), adalah ketakutan yang melumpuhkan. Roosevelt benar sekali ketika mengatakan, "Tidak ada apapun yang mesti kita takuti, kecuali ketakutan itu sendiri".

Saya punya dua cerita mengenai ketakutan yang menghancurkan. Yang pertama adalah mengenai seorang pasien yang baru saja sukses menjalani operasi. Dokter mengatakan, besok sudah boleh pulang. Tapi dari tukang ramalnya, pasien ini mendapat nasihat yang berbeda. Ia justru diminta jangan pulang, sebab ada bahaya besarmengancamnya. Keesokkan harinya, pasien itu didapatinya mati. Bukan karena ramalan itu benar, tapi karena serangan jantung. Ia amat takut akan bahaya besar yang diramalkan itu. 

Cerita yang kedua adalah tentang malaikat maut, bernama "Kolera". Ia baru saja kembali dari tugas mencabut nyawa dengan mendatangkan wabah di sebuah kota. Kolera, dengan bangga melapor. "Siap! Laporan! Ada 80.000 orang mati, walaupun saya hanya menyentuh 20.000 orang!". Si Boss bertanya, "Lalu apa yang terjadi dengan yang 60.000 orang yang tak kau sentuh itu?" Jawab Kolera mantap, "Siap! Mereka mati karena ketakutan!".

Firman Tuhan berikut ini menurut saya amat relevan, "Apa yang mereka takuti, janganlah kamu takuti. Tuhan semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus. Kepada-Nyalah kamu harus takut, dan terhadap Dialah harus kamu gentar. Ia akan menjadi tempat kudus, tapi juga mnejadi batu sandungan ...." (Yesaya 8:11-14). Jangan gampang mengatakan, "Siapa takut?!", bak iklan anti ketombe. Takut sih oke-oke saja! Tapi terhadap apa atau siapa dulu dong ? (ED).