Hidup Tak Selalu Adil

Kita telah menegaskan, bahwa penderitaan bisa berasal dari kekuatan jahat di luar kota, yang ingin menghancurkan kita. Pada saat-saat seperti itulah, kita berteriak: "Ini tidak adil !" "Orang yang benar dan saleh menjadi tertawaan, " keluh Ayub dengan getir, "tetapi amanlah kemah para perusak, dan tentramlah mereka yang membangkitkan murka Allah" (Ayub 12:4,6) . Tidak adil ! 100 juta lebih rakyat kita berbeda di bawah garis kemiskinan sekarang ini. Nelangsa, merana dan menderita. Sementara biang-keroknya ? O, ia begitu sejahtera dan aman di istana, bersama putra-putrinya. Hukum -- apalagi mahasiswa -- tak kuasa menyentuhnya. Tidak adil !

Tapi memang sia-sialah mengharapkan keadilan dari hidup ini. Hidup ini, karena dosa, memang tidak adil. Tidak pernah adil, tidak pula akan adil. Sebab itu jangan minta keadilan. Mintalah kekuatan-kekuatan untuk menghadapi dan mengatasi ketidakadilan ! Hidup juga, tanpa terkecuali, berlaku tidak adil kepada Paulus. Tapi ia berhasil memperoleh sesuatu yang lebih indah daripada keadilan. Yaitu, kebaikan Allah. "Kita tahu," katanya, "bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia" (roma 8:28). Banyak yang jahat  dan buruk terjadi dalam kehidupan kita. Tapi Allah yang Maha Baik meramu semua yang tidak baik itu sehingga berakhir menjadi kebaikan. O, kalau saja kita bersedia bekerja bersama-sama Allah ! Kita akan bisa memutas kekalahan menjadi kemenangan. Itu, bukan , makna yang terdalam dari kayu salib itu ? Di mana kutukan berubah menjadi berkat. Dan, kematian berbuah kehidupan,

Beethoven, konon, mati dengan terkepal dan wajah penasaran. Di tahun-tahun terakhir hidupnya, ia kehilangan daya dengarnya. Betapa menyiksanya, musikus raksasa seperti dia, di akhir hidupnya tidak mempu mendengar keindahan alunan nada. Tapi seorang wanita India yang puluhan tahun lamanya mengabdi sesama, kemudian buta, tak pernah menyesali keadaannya. "Kini segala sesuatu memang gelap bagiku," katanya sambil tersenyum, "tapi juga begitu indahnya". Bila kegelapan pun tak mampu mengalahkannya, apa yang mampu ? Tak inginkah Anda seperti itu ? (ED).