Belajar dari kerang Mutiara

Konon ada dua cara bagaimana manusia menghadapi tantangan dan kesulitan. Cara yang pertama adalah isolasi. Ia berusaha keras melarikan diri, meng'isolasi' atau mengasingkan diri serapat-rapatnya, sehingga tantangan tak mampu menyentuhnya. Sedang cara yang kedua, adalah insulasi. Insulasi adalah cara yang dipakai di negara-negara empat musim, di mana mereka "membungkus" dinding rumah mereka sedemikian rupa sehingga panas di dalam ruangan tidak mudah hilang.

  Kalau saja dapat diwujudkan ke dalam kenyataan kedua cara itu sebenarnya sama baiknya. Masalahnya, bagaimana mungkin orang bisa sepenuhnya meng'isolasi' diri dari kerang mutiara. Anda pasti mengetahui, bahwa proses terjadinya sebuah kerang mutiara bermula dari sebutir pasir yang 'nyasar' atau sengaja ditaruh di tubuh si kerang. Kerang itu tentu risih ada benda asing yang mampir ke tubuhnya. Tapi membuang itu dari tubuhnya, ia tidak mampu. Sebab itu yang dilakukannya adalah menginsulasi atau membungkus pasir itu dengan cairan tubuhnya. Pasir yang semula mengganggu, kini menjadi mutiara yang indah.

 

Seorang bernama Milo, asal Crotona, pernah sesumbar bahwa dalam waktu tiga bulan ia akan mampu mengangkat seekor banteng dewasa dengan tangannya. Tak seorang pun mempercayainya. Namun pada harinya, mereka toh datang juga untuk melihat apakah Milo mampu memenuhi janjinya. Ternyata bisa ! Apa gerangan yang ia lakukan selama tiga bulan itu ? Mula-mula ia membeli seekor anak banteng. Setiap hari pagi dan petang ia berlatih mengangkat tubuh anak banteng itu, yang selama tiga bulan tentu telah bertumbuh menjadi banteng dewasa. Milo membuktikan teori untuk menghadapi kesulitan demi kesulitan dengan telaten. Maka keberhasilan menghadapi kesulitan yang satu, akan memampukan Anda untuk mengalahkan kesulitan yang lebih besar yang datang kemudian.

 

Rasul Paulus juga memberikan resep jitu mengenai bagaimana meng"insulasi" tantangan penindasan, kesesakan, penganiayaan dan sebagainya. Yaitu, meng"insulasi"nya dengan kasih Allah, yang ada di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 8 : 35-39). (ED).