Doa Bukanlah.....

Kita akan ber'jeda' sejenak guna mengupas beberapa hal mengenai DOA. Pertama-tama, kita perlu menyadari dan membuang dulu pemahaman-pemahaman yang salah tentangnya. Misalnya, anggapan bahwa doa adalah "abrakadabra" untuk menghindarkan kita dari murka Allah, atau untuk memperoleh berkat-Nya dengan mudah.

Banyak yang berfikir, wah, kalau mereka tidak berdoa, Tuhan pasti segera dan sertamerta akan menurunkan bencana. Tidak, saudarku, tidak akan terjadi malapetaka di rumah Anda, hanya oleh karena Anda lupa atau enggan berdoa ! Sebab alangkah nista citra kita tentang Allah, bila persangkaan kita itu benar. Allah lalu tak banyak berbeda dari preman-preman Tanah Abang yang mengamuk semena-mena cuma gara-gara orang enggan atau terlambat membayar uang keamanan.

Tidak berdoa tidak akan mendatangkan bencana. Tapi ia akan menimbulkan kekosongan jiwa. Dan dalam jangka panjang, jiwa yang merana jauh lebih fatal akibatnya ketimbang musibah sesaat. Di sisi lain, doa juga tidak "sim salabim" mengundang mujizat. Sebab yang namanya mujizat, ia bukan produk doa atau kegiatan manusia. Ia bisa terjadi, bisa tidak. Tergantung Dia, bukan kita. Doa, Saudara, bukanlah alat guna menundukkan Allah. Please, jangan lupa, siapa Anda dan siapa Dia. Tahu dirilah !

Lho, tapi bukankah Yesus sendiri yang berjanji, "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga " ? (Matius 18:19b). Iya juga sih ! Tapi dengar baik-baik syaratnya. Yaitu bila dua orang itu "berkumpul dalam nama-Nya" (Matius 18:19a). Berkumpul dalam nama Yesus, berarti ketika Yesus berada di latar depan dan kita di latar belakang. Ketika Yesus berada di pusat, dan kita di pinggiran. Menanti keputusan. Dengan ikhlas.

Itu pula persyaratan yang Anda mesti lihat ketika membaca Yohanes 15:7 dan 16. Penuhi dahulu prasyaratnya, baru menuntut janji-Nya ! "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja dan kamu akan menerimanya" . "Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, supaya apa yang kamu minta diberikan-Nya kepadamu" (ED).