Doa : Apa Yang Dicari ?? |
"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan
ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). Apakah hubungan ayat ini dengan pokok
pembicaraan kita mengenai doa ? Ayat tersebut ingin mengajar agar ketika kita
berdoa, perhatian utama kita adalah pada Allah, bukan benda-benda. Tujukan
perhatian Anda sepenuhnya kepada-Nya saja. Seorang yang siap membajak, kata
Yesus, tidak bisa melakukannya secara seraya menoleh ke belakang. Atau, kata-Nya,
ia tidak layak di kerajaan-Nya (Lukas 9:62).
Tatkala yang utama berhasil kita utamakan, maka "semuanya akan ditambahkan kepadamu". "Semua yang lain" - benda-benda - tersebut memang tidak jahat padadirinya. Bila jahat, mana mungkin Allah akan mengaruniakannya kepada kita, bukan ? Tapi mesti jelas, bahwa itu adalah "tambahan". cuma lampiran, bukan yang utama. Harus kita akui, bahwa di dalam praktek bukan itu yang kita lakukan. Kita
berdoa, karena kita mencari benda-benda yang menyangkut urusan kita. Bukan
mencari kerajaan Allah. Sebab itu, semakin memperburuk keadaan kita atau semakin
mendesak kebutuhan kita, semakin getol kita berdoa. Jelaslah, apa motivasi kita
yang terdalam. Dosakah ini ? Tentu tidak. Tapi kekanak-kanakan. Mirip dengan
motivasi Tamadea, 5 tahun, ketika saya tanya apakah ia mencintai ayahnya. Dea
menjawab, dengan manja, "Tentu sayang dong. Papi Dea 'kan baek. Dia beliiin
Dea buannyakkk permen dan mainan". Apa jawab Anda bila saya bertanya,
"Apakah Allah Anda baik ?" Jawaban yang paling sering
adalah,"Allahku adalah Allah yang luar biasa, karena Ia berbuat begitu
banyak hal yang ajaib bagiku " Alkisah, ada seorang perempuan dari Sufi sederhana berlari kian kemari, dengan ember berisi air di tangan kanan, dan obor menyala di tangan kiri. Ketika orang bertanya, apa yang tengah dilakukannya, ia menjawab, "Aku ingin memadamkan api neraka dengan air ini, dan membakar sorga dengan api ini. Supaya orang memuja Allah semata-mata karena Ia adalah Allah. Bukan hanya sebab janji sorga atau ngeri neraka". Indah sekali, bukan ? (ED).
|