Menjadi Gereja Yang Menyalurkan Berkat (11)



Kapan anda mulai ngomong Indonesia? Mungkin anda sudah
lupa tanggalnya, tapi pasti sejak masih kecil. Kapan anda mulai paham bahasa Inggris, atau Cina, atau Belanda? Nah, ini mungkin anda ingat. Anda ingat bahwa untuk mampu bicara dalam bahasa asing itu, anda harus belajar. Mungkin dengan susah payah. Sebenarnya juga sama ketika kita belajar bahasa ibu sendiri. Kita harus belajar.Bukan cuma bahasa. Melainkan juga segala hal yang ingin kita kuasai, harus kita pelajari. Berjalan, menulis, berenang, membaca, masak, karate, bernyanyi, main alat musik, dsb.

Bagaimana saya belajar dalam usia setua ini? Begitu sering kita dengar orang mengeluh. Seolah-olah tubuh kita ini menjadi penghalang utama untuk belajar. Memang benar. Semakin tua, semakin lemah tubuh kita. Semakin tua, semakin berkurang kemampuan kita. Tapi ini tidak berarti bahwa kita tidak dapat dan tidak perlu lagi belajar.

Ada seorang ibu yang sudah sangat lanjut usia. Suatu hari ia terjatuh. Kakinya patah. Dokter menganjurkan supaya dioperasi. Puji Tuhan! Operasinya berhasil. Tapi ibu itu harus belajar berjalan lagi. Sebelum jatuh, ia bisa berjalan biasa. Sesudah operasi, ia harus belajar berjalan jalan dengan memakai tongkat.

Apakah anda melihat? Bahwa belajar ternyata tidak perlu dibatasi oleh umur. Yang terpenting bukanlah umur, melainkan hati. Yaitu, apakah hati kita masih terbuka untuk menerima hal-hal baru? Apakah hati kita masih mau menerima perkara-perkara baru? Bila ya, kita pasti mau belajar.

Edisi sebelumnya kita membahas proses belajar yang berlangsung seumur hidup. Sungguh, belajar tidak pernah berhenti, dan jangan sampai berhenti, selama hayat dikandung badan. Sebab itulah yang membuat hidup menjadi menarik dan indah. Kita menemukan hal-hal yang baru. Wawasan kita bertambah luas.

Karena itu gereja kita ingin menjadikan kegiatan belajar- mengajar sebagai salah satu misi gereja. Gereja ingin
mendorong, memberi motivasi dan semangat kepada warganya agar mau terus belajar. Namun belajar yang dimaksudkan disini bukan hanya soal-soal duniawi, melainkan supaya  kita "mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Efe 4:13).

Sebelumnya Edisi Awal Berikutnya