Di dalam Alkitab, Hukum Taurat terkenal karena melakukan pembedaan yang tegas antara yang bersih dan yang kotor, yang kudus dan yang tidak kudus, serta yang najis dan yang tidak najis. Yang dimasukkan dalam kelompok "tidak kudus" pertama-tama ialah penajisan seremonial, bukan secara moral, kecuali jika dilakukan dengan sengaja. Siapa yang najis tidak boleh melayani di tempat suci dan tidak boleh bergaul dengan teman seagama. Penajisan seremonial itu dapat dilakukan dengan bermacam cara, dan untuk itu disediakan berbagai sarana bagi pentahirannya. Hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang disebut "najis" adalah jika orang tersebut:

  1. Menyentuh mayat (Bil 19:11-22). Menurut peraturan PL, tercemar karena menyentuh mayat manusia termasuk yang paling buruk. Barangkali bagi umat Allah mayat melambangkan kegawatan yang paling parah dan konsekuensi yang paling berat dari dosa.
  2. Berpenyakit kusta, baik pada manusia maupun pada pakaian atau pada rumah, mencemarkan (Im 13; 14)
  3. Mengeluarkan "lelehan" (yang dihubungkan dengan fungsi melahirkan), baik yang biasa maupun yang tidak, menajiskan orang Israel (Im 12; 15)
  4. Makan daging burung, ikan atau binatang yang haram. Im 11 dan Ul 14 memuat daftar yang diperluas dari apa yang halal dan haram. Binatang-binatang pemangsa binatang dipandang haram, karena binatang-binatang itu makan darah dan daging korbannya. Burung-burung yang

gandakan itu membuat Tuhan Yesus mengatakan, "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri," (Mrk 7:9).
Cara pentahiran yang biasa dilakukan adalah mandi dan mencuci pakaian (Im 15:8,10-11). Pentahiran dari kenajisan akibat lelehan menuntut cara khusus (Im 15:19), juga kelahiran anak (Im 12:2,8), penyakit kusta (Im 14), menyentuh mayat (Bil 19), dan lain-lain. Karena menyadari bahwa perbuatannya terhadap Uria dan Batsyeba membuatnya berdosa di hadapan Allah, Daud  berdoa, "Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku akan menjadi tahir, basuhlah aku maka aku akan menjadi lebih putih dari salju." (Mzm 51:9).
Dalam ajaran-Nya, Kristus lebih menekankan kemurnian moral daripada seremonial (Mrk 7:1-23). Tuduhan-Nya yang terkeras ditujukan terhadap mereka yang menganggap hal-hal yang ritual dan yang lahiriah lebih tinggi daripada hal-hal yang moral dan etis. Yang penting bukanlah seremonial, melainkan moral. Bukan berarti yang seremonial itu tidak penting, tetapi seperti kata Tuhan Yesus, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan." (Mat 23:23)

(disarikan dari Ensiklopedi Alkitab Masa Kini)

MC bulan ini

Tari, Made, Dessy, Betty, Jesaya, Ketut


KOMPA mengucapkan terima kasih atas pelayanan rekan-rekan di persekutuan pemuda.

Bagaimana rekan-rekan yang lain?, jika ingin melayani juga, kami tunggu lho!


Happy Birthday  to YOU


Herlita  1 Mei
Ningsih  5 Mei
Pdt. Suryadi, Ida  6 Mei
Neny  8 Mei
Imelda  9 Mei
Johanes Sudiro  19 Mei
Boen Benny  29 Mei
Leida  30 Mei

Redaksi menerima artikel berupa puisi, cerpen, humor,

kesaksian maupun pertanyaan seputar masalah pribadi & kerohanian.

Via DUDU, rekan-rekan juga dapat saling menyapa.

Caranya ? Masukkan ke dalam Kotak Komisi Pemuda yang ada di lantai 1 depan sekretariat yang lama atau kirimkan ke alamat Komisi Pemuda GKI BekTim.

Bisa juga e-mail kita  di
kompagki@yahoo.com


Buletin   ini  HARAP DISIMPAN, dan tunggu kejutan selanjutnya...

Edisi 8 - Februari 2000 - Dimanakah Engkau Belahan Jiwaku?
Edisi 9 - Maret 2000 - Pemulihan Melalui Pengampunan

Anak Sekolah Minggu GKI Bekasi Timur Guru Sekolah Minggu GKI Bekasi Timur
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia   Gloria Cyber Ministries 

 

webmaster: fanky
dayaciptamandiri@yahoo.com