Buletin Pemuda - Edisi 11

GKI Bekasi Timur

     Kedua,  coba teliti ulang apakah surat lamaran dan CV yang kita kirimkan telah memuat semua informasi tentang kemampuan yang kita miliki secara lengkap dan ringkas, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan yang akan merekrut karyawan baru.
     Ketiga, coba kaji ulang tiap kegagalan kita dalam menjalani interviu, cari dan renungkan apa saja yang menyebabkan itu terjadi. Susunlah terlebih dahulu hal-hal yang ingin kita ungkapkan dan ceritakan dalam tiap interviu yang akan dijalani. Terutama tentang pengalaman kerja yang telah dilakukan selama bekerja, buatlah semenarik mungkin dan belajarlah untuk dapat membuat mereka yang menginterviu menjadi yakin dan tertarik dengan kemampuan yang kita miliki, baik akademis maupun non-akademis. Susunlah pula fasilitas apa yang kita kehendaki dari perusahaan baru ini. Seringlah bertanya atau meminta saran  kepada rekan kita di kantor maupun di luar kantor. Selain itu juga cobalah untuk melatih dan menguji kemampuan psikologi dengan soal-soal psikotes yang banyak dijual di toko buku, sedangkan untuk kemampuan akademis dapat dilakukan dengan membuka kembali buku-buku pelajaran yang sering digunakan untuk tes akademis perusahaan.   
     Keempat, janganlah terlalu memilih-milih pekerjaan, dalam arti jika pekerjaan yang ditawarkan ternyata tidak semuanya sesuai kemampuan akademis yang kita miliki atau fasilitas yang diberikan tidak sesuai dengan keinginan kita. Janganlah rasa gengsi kita lebih besar daripada hasrat ingin bekerja, karena itu akan merugikan kita sendiri. Sebab kita akan kehilangan kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan yang kita miliki, yang kelak akan menjadi modal kita untuk mencari pekerjaan lagi. Selain itu kita juga kehilangan kesempatan untuk memperloeh  penghasilan tetap tiap bulannya. Memang kadang menyakitkan sekali kalau kita mendapat kerja dengan gaji dan fasilitas hidup yang minim. Seakan seperti kerja rodi saja. Tapi janganlah menyerah dan berkeluh kesah, berusahalah terus untuk terus mencari yang lebih baik lagi dan sadarlah kalau Allah sedangkan menempa kita untuk lebih siap lagi bekerja di tempat yang lebih besar
. "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa (Rm 12:12)". Dan yakinlah kalau "roda kehidupan" ini tidak selama berada di bawah, ia dapat diubah, asal kita mau mengubahnya, sebab ini sangat membutuhkan kerja keras, tetesan airmata bahkan mungkin "korban perasaan" yang tak ternilai harganya.
     Ada rekan kerja saya, sebut saja Si A. Ia lulusan D3 politeknik salah satu Universitas Negeri di Jawa Tengah awal tahun 1997. Dan dia bekerja pertama kali di Coca-Cola Semarang sebagai Quality Control, tapi apa daya ia terkena PHK karena badai krisis moneter mulai menerpa Indonesia di pertengahan tahun 1997. Ia sempat menganggur kira-kira empat bulan, akhirnya bekerja kembali sebagai buruh pabrik Toshiba dengan gaji UMR. Ternyata jalan hidupnya memang sulit, Si A hanya bertahan 3 bulan di Toshiba karena imbas krisis yang makin menggila di tahun 1998. Ia menganggur lagi. Setelah mencoba beberapa bulan mencari pekerjaan baru, termasuk jadi buruh ia mau. Tetap juga tak berhasil. Akhirnya ia nekad bekerja kasar sebagai supir truk pengangkut pasir kali dan sering merangkap pula jadi kuli pengangkut pasir dari dan ke dalam truknya. Hampir 6 bulan ia menjalani pekerjaan keras ini dan ia masih tetap berusaha mencari kerja yang lebih baik lagi. Ia mau melakukan ini semua hanya untuk alasan "Ya, cuma sekedar nyari uang rokok, soalnya saya malu minta uang terus sama orangtua, masak buat ngerokok aja masih minta orangtua" Akhirnya ia bekerja sebagai
bonner (tukang potong daging carcass) di Salatiga, yang merupakan cikal bakal perusahaan saya sekarang. Dan ia hanya bertahan 4 bulan dan berhenti. Tapi tidak lama ia menganggur, ternyata atasan (orang asing) di tempatnya yang lama memanggilnya kembali, karena atasannya terkesan dengan cara, kemampuan dan kecakapannya bekerja sebagai bonner. Ia diterima sebagai Quality Control, sampai ikut pindah ke Bekasi karena perusahaannya pindah lokasi dengan semua fasilitas akomodasinya  ditanggung perusahaan. Gaji yang didapatnya saat itu cukup memuaskan.
     Sekali lagi saya ingatkan, jangan malu untuk bekerja apa pun, yang penting halal dan belajarlah untuk menyerap ilmu yang didapat selama kita bekerja dengan baik, lakukan setiap pekerjaan itu dengan penuh tanggung jawab dan kesetiaan. Janganlah enggan untuk melakukan pekerjaan yang baru sama sekali bagi kita. Selamat berjuang kawan dan yakinlah roda itu tidak selamanya berada di bawah terus ! (ET)

Komisi Pemuda GKI Bekasi Timur - kompagki@yahoo.com